Dalam kehidupan sehari-hari melakukan suatu
tindakan kekeliruan terkadang kita sadari maupun tidak kita sadari. Bahkan
kekeliruan menjadi jalan pintas untuk menuju satu tujuan. Hal ini disebabkan karena kurangnya penyediaan
infrastruktur serta terkadang infrastruktur itu sendiri tak pernah digunakan.
Saya baru menyadari bahwa dalam kekeliruan
mempunyai suatu paham filosofi. Pada hari Kamis Malam saya menonton siaran Kick
Andy di Metro TV yang mengupas tentang paham “KELIRUMOLOGI”. Pencetus paham ini
adalah Bapak Jaya Suprana (Seorang
Budayawan dan Pendiri MURI), Bahkan Bapak Jaya Suprana menjadi Bapak Kelirumologi Indonesia.
Setiap orang belum kenal yang namanya Paham
Kelirumologi, saya pun juga tak tahu paham ini bentuk seperti apa dan
pengertiannya saja tak tahu. Nanti pada
saat menonton siaran Kick Andy baru saya mengerti.
Kelirumologi adalah suatu paham untuk mencari
dan mempelajari suatu kekeliruan untuk mendapatkan suatu kebenaran. Ini sama
seperti teori sebab dan akibat. Ada hal menarik dan menjadi faktor utama
seseorang melakukan tindakan kekeliruan yaitu sudah hilangnya rasa malu. Kata
orang tua saya di Tahun 60-an Pendidikan Budi Pekerti menjadi landasan dan atau
pondasi kedua setelah Pendidikan Agama di setiap sekolah.
Contoh konkrit dalam kehidupan seperti KPK
dibentuk untuk membarantas korupsi. Tapi sekarang ini korupsi dinegeri ini
bukan hanya memperkaya diri sendiri tapi juga digunakan sebagai alat untuk
menyerang lawan politik. Terbanyak para pemimpin negeri tak mempunyai rasa
malu, jika bawahannya melakukan tindakan tak terpuji maka pemimpinnya juga
harus mundur. Harusnya kita belajar dari budaya Jepang pasti banyak pemimpin
kita yang melakukan tindakan pengunduran diri dan bahkan melakukan Harakiri
(Bunuh Diri karena malu yang tak bisa terelakkan), tapi ini para pemimpin kita
malah lenggak lenggok di media dan tempat sana sini.
Pelanggaran Lalu lintas Di Kota Palu-Sulawesi Tengah |
Selain itu, banyak orang
sudah mengabaikan dirinya sendiri dalam
berlalu lintas. Parkir sembarangan bahkan ditempat yang terdapat tanda DILARANG PARKIR,
tidak mengindahkan lampu lalu lintas bahkan saat lampu kuning bukannya
melambatkan kendaraan tetapi justru sebaliknya tancap gas agar lolos
dari lampu merah. Sebenarnya kekeliruan dalam berlalu lintas bisa kita ketahui
sebelum kita mengendarai kendaraan. Ada
juga masalah hukum
di negeri ini yang terkesan tebang pilih. Seperti apa yang terjadi dengan nenek
minah yang dituduh mencuri biji kakao tiga butir senilai Rp. 2000 dan kemudian
terkena ancaman enam bulan penjara. Bandingkan dengan pelaku korupsi yang telah
merugikan negara hingga milirian rupiah dan kemudian hanya diharuskan membayar
denda dan di penjara beberapa tahun. Namun tidak diharuskan untuk membayar
kerugian negara sesuai dengan nilai uang yang dikorupsinya. Apa yang keliru
disini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar